Friday, August 30, 2013

Abon Ayam

Berawal dari obrolan tentang berbagai resep abon homemade di grup ibu-ibu HHBF Surabaya. Akhirnya dapat contekan berbagai resep abon dari mbak Andes. Makasih ya mbak Andes, kecup-kecup basah ^_^.

Mumpung di kulkas lagi ada stok dada ayam fillet plus sedang libur PILKADA Jawa Timur, jadi ada waktu untuk bikin abon ayam.



Abon Ayam
Resep asli: mbak Andes, modifikasi sedikit dari saya

Bahan:
400 gr dada ayam fillet
250 ml susu UHT plain
2 batang serai, digeprek
1 ruas ibu jari lengkuas, digeprek
5 lembar daun jeruk, iris
2 lembar daun salam

Bumbu halus:
5 butir bawang merah
8 siung bawang putih
1 ruas ibu jari jahe
1 ruas ibu jari kunyit
1 cm kencur
3 butir kemiri
50 gr gula merah
1 sdt ketumbar
1/4 sdt merica
1 sdt garam atau sesuai selera

Cara membuat:
1. Siapkan air dan sedikit garam dalam sebuah panci, rebus air tersebut sampai mendidih. Jika sudah mendidih, masukkan fillet dada ayam. Rebus sampai matang
2. Setelah ayam matang, pukul-pukul ayam rebus dengan menggunakan pemukul daging (atau ulekan batu), sampai memar, kemudian suwir-suwir halus, sisihkan.
3. Tumis bumbu halus sampai harum, masukkan suwiran ayam, aduk-aduk sampai semua bumbu merata pada ayam. Masukkan susu UHT, aduk-aduk lagi.
4. Masak terus sambil sesekali diaduk sampai susu UHT menyusut dan tidak ada cairan pada adonan ayam.
5. Setelah cairan habis, matikan kompor. Pindahkan adonan abon pada loyang datar (loyang kue kering), buang daun salam dan daun jeruknya, atur merata pada loyang. Panggang selama kurang lebih 10 menit dengan api sedang atau sampai abon terlihat kering. Sesekali dikeluarkan dan diaduk agar tidak gosong.



Fungsi dipanggang atau dioven adalah untuk menghilangkan minyak dan sisa cairan yang masih ada pada abon. Sebenarnya ada alat khusus untuk memeras minyak ataupun bisa dengan meniriskan minyaknya menggunakan serbet atau paper towel, tetapi saya pilih dioven ini. Jika hasil abonnya masih terasa padat, setelah dipanggang bisa digiling menggunakan dry mill agar teksturnya lebih halus.






Monday, August 19, 2013

Happy Eid Mubarrak 1434H

Alhamdulillah bulan Ramadhan terlewati, dan sudah sampai dipertengahan bulan Syawal. Meskipun terlambat, tapi saya dan keluarga mengucapkan:

Taqabalallahu minna wa minkum
Mohon maaf lahir dan bathin atas segala kekhilafan lisan dan perbuatan

Oleh karena saya dan suami asli Madiun, jadi mudik kami pastinya ke Madiun. Selama di Madiun alhamdulillah selain bisa silaturahmi dengan keluarga, juga sempat bertemu dengan beberapa teman lama ketika SMU dan kerja dulu.

Alhamdulillah juga kak Afa dan dik Thia sehat, segar bugar selama libur lebaran kemarin, jadi asyik aja diajak anjangsana kesana-kemari. Oiya, kak Afa alhamdulillah sudah bisa ikut shaum ramadhan, meskipun hanya setengah hari alias sampai dhuhur aja, makan minum secukupnya kemudian lanjut puasa lagi sampai maghrib. Target tahun berikutnya, dia bisa full puasa ramadhan sampai maghrib*pas juga dia mau masuk SD*. Insyaa Allah...

Berikut ini beberapa foto yang terambil ketika lebaran kemarin, meskipun tidak ada foto lengkap keluarga besar dari pihak suami ataupun saya.

Here we are...keluarga Amany (Amin dan Yuniar plus AfaThia)

Keluarga eyang Marsongko, cuma ada pakdhe dan budhe Doni
Bersama eyang Suwadji

Friday, August 2, 2013

Amanah atau "Salam Tempel"?

Terus terang saya termasuk jenis istri yang suka kepo (=ingin tahu) urusan suami. Karena terkadang pak suami tidak menceritakan hal-hal yang menurut dia ga penting tapi penting menurut istrinya. Termasuk urusan cek dan ricek sms, whatsapp ataupun akun facebooknya dan dia pun sering intip grup whatsapp istrinya, ooopss!

Kali ini saya menemukan sebuah sms, dari kolega atau supplier yang menawarkan barang di perusahaan tempat dia bekerja, awalnya basa-basi, tapi sms berikutnya menanyakan nomer rekening, lho..lho...? Kalau yang menanyakan adalah bagian HRD atau Finance di tempat kerjanya masih masuk akal, tapi ini orang di luar perusahaannya.



Dan ketika suami menolak dengan halus, sepertinya orang tersebut agak tidak terima alias tersinggung (atau heran mungkin?!).


Wallahualam bishshowab, apapun niat orang tersebut, alhamdulillah suami masih istiqomah menjaga kejujuran dan menolak gratifikasi. Posisi suami saya ditempat kerjanya tidak tinggi, tapi di level menengah ke bawah saja praktik-praktik seperti ini sering terjadi, bagaimana dengan level yang lebih tinggi? Pasti semakin wow yang ditawarkan.

Saya tidak akan membahas panjang lebar tentang kondisi negeri tercinta dengan maraknya praktik KKN, tetapi hanya ingin sharing betapa mudahnya setan hadir didalam hati manusia, iming-iming seperti ini (terkadang suami cerita tentang nominal uang gratifikasi yang sering dia dengar) pada kondisi sedang membutuhkan dana segar untuk memenuhi kebutuhan duniawi terasa sangat menggiurkan jika tidak tahan godaan setan. Maka dari itu, sebagai istri lantunan do'a memohon agar suami diberikan kemudahan rizki yang halal dan diberkahi Allah harus senantiasa terucap.

Ya Allah...senantiasa lindungilah keluarga hamba dari perbuatan kufur dan kikir atas segala nikmat yang Engkau berikan, senantiasa jagalah lisan dan perbuatan kami dari godaan setan yang menjerumuskan kami ke lembah neraka, aamiin.

Thursday, August 1, 2013

Kue Kering Selai Kacang

Saya salah satu member NCC, komunitas masak-memasak yg didirikan oleh bu Fatmah Bahalwan. Dan sering banget eksekusi resep beliau, selama ini selalu puas dengan hasilnya. Kali ini ingin eksekusi lagi resep bu Fat yang masih bertema cookies*dalam rangka memenuhi meja tamu dengan kue kering untuk lebaran*.

Buka-buka buku NCC nemu resep kue kering yang menggunakan selai kacang, ehhm looks yumm! Apalagi saya penggemar selai kacang, jadi kalau pun yang lain ga doyan, alhamdulillah! Jatahnya buat diri sendiri semua, hi..hi.hi..



Kue Kering Selai Kacang
Sumber: Buku Cake dan Cookies Anti Gagal NCC

Bahan:
250 gr tepung terigu kunci biru
100 gr gula halus
125 gr selai kacang halus
100 ml minyak goreng
1 sdm susu bubuk full cream
1/2 sdt garam
1 sdt mentega

Bahan olesan:
2 kuning telur, kocok lepas tambahkan 1 sdt susu cair.

Cara membuat:
1. Dalam sebuah wadah, aduk menjadi satu gula halus, selai kacang, susu bubuk, minyak goreng, garam dan mentega menggunakan spatula.
2. Tambahkan tepung terigu sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan spatula sampai rata.
3. Ambil adonan, timbang 8-10gr, bulatkan, tata di loyang datar. Panggang dengan suhu rendah sampai sudah tidak terlihat berminyak, keluarkan dari oven, polesi atasnya dengan bahan olesan, panggang lagi sampai matang.




Hasil panggangan saya ada yg gosong pantatnya satu loyang, ada juga yg polesannya mengelupas jadi ga terlihat cantik. Tapi dari segi rasa enak, begitu digigit langsung lumer di mulut. Oiya, menurut lidah saya dan mama agak kemanisan, jadi yang ga terlalu suka manis bisa dikurangi takaran gulanya.