Monday, December 1, 2014

No Knead Bread a.k.a Roti tanpa Diuleni

Musim hujan sudah datang, lebih asyik bersantai di rumah saat wiken dibandingkan main ke mall (main yaa...bukan belanja :p). Karena tidak perlu cemas dengan nasib jemuran ataupun dapur yang ditinggalkan saat hujan deras *dapur saya akan jadi kolam kecil saat hujan deras turun, karena bocor dimana-mana*.

Mumpung di rumah saatnya mencoba resep baru, eh tapi lagi malas ribet...akhirnya tertarik mencoba no knead bread, setelah membaca testimonial dari beberapa orang yang berhasil. Namanya aja no knead bread berarti roti tanpa diuleni, alias aduk-aduk aja trus difermentasikan. Untuk memastikan keberhasilan roti tanpa diuleni yang akan saya bikin, saya wajib nyontek resep ke sumber yang terpercaya alias blog yang udah rekomendid. Dari beberapa blog yang saya kunjungi, saya tertarik dengan resepnya mbak Nina. Beberapa kali nyontek resep dari blog doi, alhamdulillah berhasil jadi kali ini mau pake resepnya doi juga.

Bikin adonannya tadi malam, trus tadi subuh habis masak langsung dibentuk dan beres ngoven pas banget mau berangkat kerja (fotonya pas injury time, jadi bener-bener minimalis), jadi bisa dipakai bekal ibu kerja dan kak Afa sekolah. Dibawah ini saya bikin dua kali resep asli dari mbak Nina.


Dibentuk cinnamon roll, tapi ga bisa cantik euy


No Knead Bread
Resep Asli: mbak Nina

Bahan:
240 ml susu UHT
200 ml air
520 gr tepung terigu protein tinggi (misalnya merk Cakra Kembar)
80 gr tepung terigu protein sedang (misalnya merk Segitiga Biru)
80 gr gula halus --> saya pakai gula pasir yang diblender
8 gr garam
11 gr ragi instan --> saya pakai 1 sachet fermipan
60 gr mentega cair

Isian:
Keju, DCC, atau cinnamon filling

bahan cinnamon filling:
2 sdt minyak sayur
1 sdt bubuk kayu manis
4 sdm gula palem
50 gr almond slice

Cara membuat:

  1. Dalam sebuah baskom, masukkan susu UHT dan air, aduk rata. Tambahkan gula halus dan garam, aduk sampai gula larut. 
  2. Taburkan ragi instan diatas baskom yang berisi larutan susu, air dan gula, biarkan 5 menit. Setelah ragi mulai tercampur dengan air, aduk dengan sendok sampai semua ragi larut.
  3. Tambahkan tepung terigu sedikit demi sedikit sambil diayak, aduk dengan sendok kayu atau spatula besar (jangan menggunakan spatula kecil, karena semakin lama adonannya semakin lengket dan akan berat diaduk) sampai terbentuk adonan yang kenyal dan lengket.
  4. Masukkan mentega cair, aduk rata. Tekstur akhir adonan akan basah dan lengket.
  5. Tutup baskom dengan plastik cling wrap atau serbet yang dibasahi sedikit, fermentasikan atau diamkan selama 20 menit.
  6. Setelah 20 menit, taburi tangan dengan tepung terigu dan kempiskan adonan. Balik adonan bagian bawah, menjadi posisinya diatas dan bulatkan. Tutup lagi dengan plastik cling wrap, fermentasikan 20 menit. Ulangi proses fermentasi ini sampai 3x (total waktu: 60 menit).
  7. Setelah proses fermentasi yang ketiga, adonan bisa langsung dibentuk dan dipanggang, bisa juga disimpan didalam kulkas selama 5-6 jam atau semalaman (saya bikin adonannya malam hari, dan dibentuk serta dipanggang pagi harinya).
  8. Adonan yang sudah dibentuk dan diisi, tata di loyang datar yang diolesi margarin atau bisa dibentuk roti sobek. Olesi atasnya dengan kuning telur. Panggang pada suhu 190 derajat C selama 15 menit.
Cara membuat cinnamon filling:
Dalam sebuah mangkok, masukkan almond slice yang sudah dihancurkan (jangan terlalu halus), tambahkan gula palem dan bubuk kayu manis, aduk rata. Masukkan minyak sayur, aduk rata sampai terbentuk adonan yang agak lembab tapi masih bisa ditaburkan. Gunakan untuk bahan isi cinnamon roll.

Yang ini pakai isian keju parut, kesukaan anak-anak


Dari resep yang saya tulis diatas, hasil jadinya lumayan banyak. Satu loyang kotak 22 cm berisi 9 potong cinnamon roll dan 12 potong roti keju. Pas bikin bulatan roti kejunya ga bisa bulat lat karena adonannya agak lengket, jadi harus sering-sering naburin tangan pakai tepung biar bisa dibentuk adonannya. Pas udah mulai agak dingin rotinya trus disobek, tekstur tengahnya lembut dan berserat cukup rapat.

Wednesday, November 26, 2014

Membuat Alat Peraga Edukatif dari Bahan Bekas

Yeay...postingan ketiga dalam dua hari, mumpung semangat dan ada yang bisa dishare.

Kali ini mau berbagi kebahagiaan karena pas acara perayaan Tahun Baru Muharram di sekolah dik Thia kemarin (tanggal 22 November) kan ada lomba bikin Alat Peraga Edukatif (APE) dari bahan bekas antara orang tua dan si anak *meski yang bikin on the spot si ibu dan kak Afa, dik Thia bagian hore-hore alias ngerusuhi, hi..hi..hi..*alhamdulillah bisa menang juara ke-3 untuk level kelompok Batita (bawah tiga tahun).

Jadi lombanya ini dikategorikan menjadi level TK, level playgroup dan level batita, sesuai kelasnya si bocah. Bahannya harus barang bekas dan boleh ditambah barang baru tapi maksimal seharga Rp. 20.000,00 (embel-embel boleh ditambah barang baru ini yang kelewat, jadinya puyeng mikirin semua barang bekas yang bisa dipakai).

Kami membuat box multifungsi, jadi pada satu box kubus kelima sisinya (sisi yang bawah hanya untuk alas) masing-masing ada APE yang befungsi merangsang sensorik motorik anak balita.


Si bocah unyu...didepan karya ibu dan kakaknya ^_^

Bahan-bahan:
Kardus bekas yang tebal
Kalender bekas
Kain flanel sisa

Alat:
Lem UHU stick
Lem UHU kuning
Cutter
Gunting
Crayon
Penggaris
Pulpen
Spidol

Cara Membuat Box:

  1. Buat kubus dari kardus bekas, kemudian lapisi semua bagian dengan kalender bekas yang bagian putih disebelah luar.
Membuat sisi atas:
  1. Buat pola labirin/maze dengan menggunakan pulpen pada sisi atas kubus (jika takut salah, buat dulu polanya dikertas kemudian dijiplak), bikin labirinnya yang gampang aja ya, biar anak cepat menemukan ujung labirinnya :) 
  2. Potong kardus bekas selebar 0.5-1 cm, ukur panjangnya sesuai dengan panjang garis pada pola labirin yang sudah kita buat, kemudian tempelkan diatas pola yang kita buat dari pulpen tadi. Buat list/pembatas luar dari kardus bekas dengan lebar 2 cm. Hasilnya akan seperti berikut ini:



Membuat sisi depan:

  1. Gambar pola tangram persegi pada kardus bekas, dalam tangram tersebut ada bentuk geometri bidang: segitiga, persegi, dan jajargenjang. Ukuran tangram perseginya harus lebih kecil dari ukuran kubus. Potong-potong sesuai bentuk geometri, warnai masing-masing bentuk dengan warna yang berbeda menggunakan crayon.
  2. Buat pembatas luar untuk membingkai tangram tsb dari kardus bekas dengan lebar 2 cm. Hasilnya akan seperti berikut ini:


Membuat sisi samping kanan:

Buat pola geometri segitiga, persegi, lingkaran, persegi panjang dan layang-layang dari kardus bekas, potong-potong, warnai dengan crayon. Tempelkan pada kubus. Hasilnya akan seperti dibawah ini. 



Sebenarnya ide awalnya adalah membuat geometri ruang, jadi mau bikin kubus, balok, bola dari kardus bekas trus baru ditempel ke kubus utama. Tapi berhubung waktunya mefet dan sumber daya terbatas akhirnya bikin yang 2 dimensi aja.

Membuat sisi samping kiri:

  1. Buat pola lingkaran pada kardus bekas, diameternya tidak lebih besar dari panjang sisi kubusnya. Potong dengan gunting, lapisi dengan kalender bekas yang putih. Lubangi bagian tengah dari lingkaran tersebut. 
  2. Buat pola seperti jarum jam pada kardus bekas, ukuran pendek dan ukuran lebih panjang, gunting kemudian lubangi sedikit pada ujung yang tumpul, masukkan cable ties (atau bisa juga pakai kawat tipis), potong pendek ujung cable ties tapi sisakan sedikit, masukkan ujung sisa cable ties tersebut pada lubang tengah di lingkaran.
  3. Buat lubang kecil ditengah-tengah kubus sisi samping kiri, lem lingkaran tepat ditengah kubus, dengan posisi lubang kubus tepat pada posisi ujung sisa cable ties yang terhubung pada jarum jam. 
  4. Beri titik pada lingkaran menjadi 12 bagian sama besar, tulis angka di luar titik-titik tersebut mulai dari angka 1 sampai 12 melingkar dengan menggunakan spidol. Beri warna pada masing-masing angka. Hasilnya akan seperti berikut ini:



Ini ide awalnya juga tampak wow...penginnya itu tulisan angkanya dari kardus bekas yang rapi trus baru ditempel, trus lingkaran jamnya juga diwarnai lebih cantik tapi sekali lagi...apadaya waktunya mefet. Jadinya sama kak Afa diwarnai buru-buru dengan tangan yang udah berlepotan crayon, jadi berjejak ke kertas kalendernya, hi..hi..hi..

Membuat sisi samping belakang:

  1. Browsing angka 1 sampai dengan 10, kemudian print di kertas A4, gunting masing-masing angka. Tempelkan pada kubus sesuai urutan angka. Lubangi bagian tengah atas pada tiap angka.
  2. Buat pola angka 1 sampai dengan 10 dengan kardus bekas, gunting-gunting (ini bagian menggunting terlama dan tersusah, terutama untuk angka-angka yang ada lubang dibagian tengahnya-_-). Warnai masing-masing angka dengan crayon.
  3. Potong stik cotton bud (kapasnya dibuang) menjadi 2 bagian sama panjang, runcingkan salah satu ujungnya. Bisa juga menggunakan tusuk sate. Tancapkan stik ini pada lubang tengah atas pada tiap angka yang tertempel di kubus tadi.
  4. Potong kain flanel sisa atau bisa juga kain perca lain, dengan lebar 0.5 cm panjang 2-3 cm, lem pada bagian belakang atas angka dari kardus yang sudah diwarnai tadi. Kain flanel ini fungsinya untuk menggantungkan angkanya di kubus. Hasilnya akan seperti berikut ini:




Bikin seperti diatas tampak mudah untuk orang yang kreatif, tapi beneran peer besar buat saya yang ga kreatif. Bikinnya barengan pula sama baking banana brownies untuk acara bazaarnya. Jadinya kayak proyek roro jonggrang, hi..hi..hi..*lebay*.

Pesan untuk kaum ibu yang ga kreatif semacam saya, kalau disuruh bantu (atau malah bikinin ya?!) prakarya untuk anaknya, sebaiknya cari ide dasarnya jauh-jauh hari sebelumnya, biar ga kelimpungan pas hari H.

     

Tuesday, November 25, 2014

Simple Cookies

Lagi semangat ngeblog nih...sekalian aja posting banyak, he..he..he..
Dalam rangka baking fun with kids *yang ternyata berakhir dengan rusuh, karena dua bocah rebutan pengin dulu-duluan nyetak cookies -_-* akhirnya coba bikin cookies, dicetak pakai cetakan hello kitty, karakter kartun kesukaan duo krucils.

Ide awalnya muncul pas kak Afa minjem buku dari perpustakaan sekolahnya, lupa judul bukunya, yang pasti ada kata-kata cookies, dan didalam bukunya ada resep bikin cookiesnya. Mumpung semua bahan ada, kak Afa lagi semangat, dan dik Thia juga lagi anteng...jadi kita eksekusi aja resep yang ada dibuku itu.




Simple Cookies

Bahan:
70 gr unsalted butter, diamkan di suhu ruang sampai lembut
4 sdm gula halus atau gula castor juga bisa
120 gr tepung terigu

Cara membuat:

  1. Dalam sebuah wadah masukkan unsalted butter yang sudah lembut (agak lembek), tambahkan gula halus, aduk rata dengan spatula.
  2. Masukkan tepung terigu sedikit demi sedikit sambil diaduk terus dengan spatula atau bisa juga menggunakan tangan langsung. Jika adonan sudah menggumpal, padatkan/bulatkan. Simpan di freezer kurang lebih 15 menit.
  3. Keluarkan dari freezer, giling adonan setebal kurang lebih 0.5 cm, cetak dengan cetakan yang diinginkan. Tata di loyang datar yang disemir margarin tipis-tipis, panggang dengan api sedang. Jika dasar cookies sudah kecoklatan, bisa dipindahkan ke rak atas sebentar untuk mematangkan bagian atas cookies.





Loyang pertama yang masuk oven sukses gosong, karena disambi sholat maghrib dulu dan cuci piring bentar, lupa kalau punya peer di oven, hi..hi..hi..Batch berikutnya alhamdulillah lebih cantik, warnanya kuning kecoklatan. Dari segi rasa, lumayan enak, ga terlalu manis dan renyah, meski ga terlalu istimewa juga, yang penting ada pembelajaran buat duo krucils buat bikin cookies, meski yaa selain ada drama rebutan nyetak, ada juga si adek yang ngambilin adonannya dibuat mainan sendiri sampai lengket ga karuan meja dan bajunya. Jika ingin rasa yang lebih gurih, bisa mengurangi takaran gula jadi 2 sendok makan dan ditambahkan parutan keju 50 gr.


Banana Brownies (Gluten Free)

Berawal dari menyumbangkan ide menu untuk acara bazaar di sekolah Thia, eeh...akhirnya malah menawarkan diri untuk bikinin sekalian. This is it...banana brownies pas banget sama nama kelasnya Thia, kelas Pisang =D

Brownies ini sudah pernah saya buat sebelumnya, tetapi versi sebelumnya menggunakan tepung terigu, nah kali ini saya pake tepung mocaf (modified cassava)  biar jadi gluten free. Oiya, pas acara bazaar juga saya bikin yang versi gluten free ini, alhamdulillah bikin 24 potong bisa sold out! padahal awalnya agak pesimis pas lirik dagangan kelas lain banyak didatangi pengunjung, menunya rata-rata snack gurih (risoles, lumpia) dan makanan berat (nasi kuning, bakso, pempek, siomay, bento) dan aneka es (es buah, es pisang ijo, es krim).

Balik lagi ke brownies...resepnya sama dengan yang ini, hanya diganti tepungnya saja.




Banana Brownies (Gluten free)
Resep asli: Ummu Fatimah

Bahan:
200 gr pisang ambon atau pisang cavendish, lumatkan sampai halus
2 butir telur
80 gr gula kastor
100 ml minyak sayur
100 gr dark compound chocolate (DCC), potong-potong kecil
100 gr tepung mocaf
25 gr cokelat bubuk

Bahan taburan:
Chocolate chips
Kacang almond slice, sangrai

Cara membuat:

  1. Siapkan loyang ukuran 30x10x4 cm, olesi dengan margarin tipis-tipis, alasi kertas roti, olesi kertas roti dengan margarin tipis-tipis, sisihkan.
  2. Lelehkan DCC yang sudah dipotong-potong, masukkan minyak sayur ke dalam DCC yang sudah dilelehkan, aduk rata, sisihkan.
  3. Campur tepung mocaf dan coklat bubuk, sisihkan
  4. Dalam sebuah wadah, kocok lepas telur dan gula, sampai warna kekuningan tapi masih encer.
  5. Masukkan campuran tepung sambil diayak, aduk rata. Tambahkan pisang yang sudah dilumatkan, aduk rata.
  6. Masukkan campuran DCC dan minyak sayur, aduk balik sampai rata. Tuang ke dalam loyang.
  7. Taburi atasnya dengan chocolate chips dan kacang almond, panggang dengan api 180 derajat C selama 30 menit (saya pakai otang yang termometernya rusak, jadi kira-kira pakai api sedang). Jika dilakukan tes tusuk, adonan dalam masih agak basah tapi bagian luar sudah kering, berarti sudah matang.

Alhamdulillah, teman-teman Thia suka brownies ini, bikinnya juga gampang..like another brownies, just add a lot of chocolate, dijamin rasa browniesnya legit. Oiya, brownies ini sekalian saya ikutkan event NCC Brownies Week, silahkan kunjungi blognya disini, untuk penggemar coklat terutama brownies pasti ngeces lihat parade foto brownies nan menggugah selera ^_^. Kalau ikutan event ini dapat badge cantik lho.


Badge NCC Brownies Week

Saturday, November 8, 2014

Keik Batik Milo

Kenal cake ini gara-gara lihat postingan mbak Ainur di fb,  fotonya cantik dan pas baca resepnya tampak mudah. Tanpa mikser,  tanpa oven dan ga perlu mengembang cakenya.

Tapi ooh tapi… percobaan pertama saya gagal! Lapisan coklatnya ga mau set,  padahal udah disimpan di freezer,  sedangkan menurut resep mbak Ainur cukup dimasukkan kulkas bawah aja udah jadi. Setelah kegagalan itu,  besoknya langsung beli lagi bahan-bahan yang udah habis,  tapii… ternyata niat hanya sekedar dalam hati,  eksekusinya macet alias malas.com melanda,  he..he..he..

Dan akhirnya kemarin,  setelah baca resep dengan lebih teliti,  ikuti semua step by stepnya dengan lebih hati-hati juga,  sambil deg-degan, alhamdulillah..jadilah cake batik yang bisa berdiri kokoh gak benyek bin letoy kayak yang percobaan pertama.




Keik Batik Milo
Resep asli: Ainur Parahita

Bahan:
250 gr biskuit Marie atau biskuit apapun
75 gr unsalted butter
75 gr margarin
4 sachet milo --> saya pakai 90 gr milo
3 butir telur
50 gr dark cooking chocolate (DCC)
3 sdm coklat bubuk
1/2 kaleng susu kental manis
Sejimpit vanilla susu -->skip,  ga punya

Cara membuat:

  1. Dalam sebuah panci masukkan susu kental manis,  coklat bubuk,  milo, potongan DCC dan telur, panaskan diatas kompor dengan api kecil biar tidak cepat gosong,  aduk-aduk terus dengan whisker.
  2. Jika sudah mulai keluar letupan-letupan kecil,  berarti sudah mendidih,  lanjutkan mengaduk sampai mengental (lebih kental daripada adonan pudding yang sudah mendidih), jika sudah kental  segera matikan api. Masukkan butter dan mentega,  aduk rata.
  3. Siapkan loyang,  alasi dengan plastik (pinggirannya biarkan saja tanpa olesan apapun,  nanti bisa diseset pakai pisau dengan mudah),  tata biskuit didasar loyang beralas plastik,  tuang lapisan coklat,  ratakan,  tata lagi biskuit diatas lapisan coklat yang pertama,  tuang lagi lapisan coklat,  ulangi sampai adonan lapisan coklatnya habis.
  4. Masukkan ke dalam kulkas,  simpan minimal 2 jam. Setelah itu,  keluarkan dari loyang,  potong-potong dan sajikan selagi dingin.

Baruu banget dikeluarkan dari loyang


Untuk penggemar cake coklat,  keik batik milo ini emang enak banget,  tapi karena jadinya cuma seloyang loaf,  baru setengah hari udah tinggal seperempat loyang.



Friday, October 31, 2014

Thia already 3 years!

Alhamdulillah akhirnya si centil yang super ceriwis Fathia Raisa Amany alias Thia genap berumur 3 tahun. Ga kayak tahun-tahun sebelumnya dan semasa masih semangat membara untuk membuat birthday cake pake tema kartun, kali ini si ibu menyerah dengan topping buah aja.

Udah lama banget ga bikin cake di loyang, akhir-akhir ini seringnya bikin cupcake atau kue bantat alias brownies, jadilah harus melototin oven memastikan suhunya ga kepanasan atau malah apinya kekecilan. Jadii...meski pun "hanya" topping buah, tetep aja bikinnya begadang seperti tahun-tahun sebelumnya, he..he..he..

Foto terbaru si ceriwis dan kak Afa yang mau berangkat sekolah

Alhamdulillah milestone Thia sejauh ini sesuai umurnya, ada sih beberapa hal yang dia masih belum menguasai, kayak lompat satu kaki belum bisa...tapi no problemo lah, apalagi tiap hari kalau lihat kakaknya loncat-loncat dan joget-joget dia pasti ngikutin. Yang masih peer juga adalah pengenalan warna, entah kenapa susah sekali bagi Thia untuk membedakan antara warna hijau dengan biru, warna dasar lain sudah tahu, hanya kedua warna itu yang suka ketukar-tukar.

Trus ya semakin dia beranjak besar, semakin keliatan karakter anaknya, kalau kak Afa tipe yang terstruktur dan peka perasaannya, Thia ini tipe easy going, kalaupun habis diomelin atau dimarahin karena ga mau beres-beres mainan, paling bisa ngeles untuk menghindarinya ga pakai nangis malah cuek nyanyi-nyanyi sambil melenggang pergi ninggalin ibunya. Yang paling terlihat kalau ibu terlambat pulang kerja, kakak udah nangis sesenggukan sambil bolak-balik nanya lik Siti, "kok ibu belum pulang-pulang?!", dik Thia-nya mah cuek beibeh...malahan kadang ikut menghibur kakak biar ga nangis, hi..hi..hi..

Bersyukur dengan kehadiran malaikat (yang sering jadi devil kalau lagi tantrum) kecil ini...bisa jadi partner asyik sekaligus rival seru buat kak Afa, kalau ga ada mereka sepii banget rumah (jadi inget masa-masa ditinggal duo krucils ini liburan di rumah eyangnya, semua donlotan drama korea beres ditonton tapi tetep aja hati tidak tenang dan malah jadi bosen).

Ehm udah mulai buntu lagi mau nulis apa...oiya, cake-nya dik Thia kali ini adalah RVC dilapisi cream cheese frosting dan pake topping buah segar. Resepnya saya coba pake punya teh Ricke, dulu udah pernah bikin si red velvet cake di postingan ini buat miladnya Ayah. Dari segi rasa, saya lebih cocok pakai resep mbak Ria chocoloveid.




Dan ternyata saya masih kesulitan pake spuit, selalu meletot ga jelas bentuknya. Ditambah kalau cream cheese frostingnya agak lembek...udah deh bolak-balik keluar kulkas biar mau set.

Si ceriwis akhirnya nyicipin cake-nya

Jadi anak yang kuat, cerdas dan mandiri ya sayang...selalu ingat Allah bersamamu. Jangan bosen cerita tentang apapun ke ibu ya, meski sering tidak menanggapi ocehanmu...tapi ibu selalu seneng mendengar ocehanmu itu (yang seringnya tanpa makna alias ngomong sendiri ga jelas).

Monday, September 22, 2014

Apple Pie...Will Bake it Again!

Sudah pernah bikin pie, tapi belum pernah bikin apple pie...padahal udah ngiler sejak liat salah satu peserta Master Chef US bikin (session ehm berapa ya...lupa! Udah lama pokoknya mah).

Untuk menghindari kegagalan, saya blog walking ke foodblogger yang udah beken dan jaminan hasilnya ga mengecewakan, akhirnya nyangkut di blognya mbak Nina. Alhamdulillah ternyata ga sesusah yang dibayangkan, lebih susah nguleni adonan roti daripada nguleni adonan kulit pie :)

Apel malang cocok untuk isian apple pie

Eh tapi tunggu dulu...cobaan baru datang di kala membuat anyaman, ternyata harus hati-hati bikinnya. Kesalahan utama adalah kurangnya adonan kulit pie yang disisakan untuk membuat anyaman, jadi saya ambil dikit banget. Akhirnya itu anyaman sangat tipis dan ga bisa berjajar rapi. Oke...pelajaran penting untuk trial berikutnya.



Apple Pie
Resep Asli: Nina Agustina

Bahan kulit pie:
250 gr tepung terigu protein sedang
125 gr mentega dingin, potong kotak-kotak kecil
1 butir telur
1 sdm air es

Bahan olesan:
1 butir kuning telur, kocok lepas

Bahan isian:
4 buah apel malang, kupas dan potong kecil-kecil
75 gr gula pasir
1 sdt kulit jeruk lemon
2 sdt air jeruk lemon
2 sdt gula jawa yang disisir halus
75 gr kismis
2 sdm margarin, lelehkan
1/2 sdm kayu manis bubuk
1/2 sdm tepung maizena, larutkan dengan sedikit air

Cara membuat:

  • Isian pie:


  1. Masukkan apel dalam panci yang berisi gula pasir, tambahkan kulit jeruk lemon, air jeruk lemon, dan gula jawa.
  2. Panaskan diatas kompor sambil diaduk rata sampai apel agak empuk, kemudian masukkan kayu manis, kismis dan margarin leleh, aduk rata.
  3. Masukkan larutan maizena sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga mengental. Matikan api.
  4. Angkat dan dinginkan.
  • Kulit pie:
  1. Dalam suatu wadah, masukkan tepung terigu dan mentega dingin, aduk dan remas-remas menggunakan tangan atau pastry knife sampai bergumpal-gumpal kecil. Masukkan telur, aduk rata hingga adonan kalis.
  2. Tambahkan air es, aduk lagi sampai kalis, jika dirasa adonan masih kering bisa ditambah lagi dengan sedikit air es.
  3. Bulatkan adonan, tutup dengan plastik clingwrap, simpan di dalam lemari es selama 30 - 60 menit.
  • Penyelesaian:
  1. Keluarkan adonan kulit pie dari lemari es, sisihkan sedikit untuk membuat anyaman. Giling adonan selebar loyang, sisakan sedikit untuk menutup pinggiran loyang.
  2. Siapkan loyang yang telah diolesi dengan margarin/minyak, letakkan adonan kulit pie kedalam loyang, rapikan.
  3. Masukkan bahan isian diatas kulit pie.
  4. Tutup bagian atas pie dengan adonan yang sudah disisihkan, bentuk anyaman atau bisa juga dengan ditutup penuh. Jika ditutup penuh, beri sedikit lubang dibagian tengah, untuk jalan uap air.
  5. Olesi permukaan atas pie dengan kuning telur. Panggang selama kurang lebih 40 menit sampai permukaan atas kuning kecoklatan.
  6. Angkat dan dinginkan, kemudian lepaskan dari loyangnya.


Fresh from the oven

Alhamdulillah rasanya yang legit berpadu dengan gurih crust pie-nya membuat sakit hati saya karena anyaman yang tidak rapi jadi terobati, hi..hi..hi.. Next harus bikin lagi, mau nyoba juga yang versi mini pie.

Friday, September 19, 2014

Kopdar HHBF Surabaya: Membuat Roti Manis dan Roti Tawar

Yeay...Alhamdulillah apdet blog lagi!

Kali ini tentang kopdar HHBF Surabaya, setelah tertunda cukup lama (direncanakan dari jaman sebelum ramadhan), alhamdulillah bisa berkumpul lagi dengan ibu-ibu kece nan ga pelit ilmu di hari minggu tanggal 15 September kemarin.



Yang jadi narasumbernya saya sendiri *pertama kali dan yang terakhir insya Allah, hehehe...* temanya adalah roti homemade tanpa bahan pengawet. Ada 2 resep yang diminta oleh ibu-ibu panitia, yaitu roti manis dan roti tawar, karena dari 2 jenis ini bisa dikembangkan dengan aneka varian isi atau olesan. Berhubung waktu untuk proofing (proses mengembangnya adonan sampai dua kali lipat ukuran awal) lumayan lama, agar semua resep bisa dipraktekkan, akhirnya saya bikin adonan roti manis di rumah, jadi yang didemokan hanya pembuatan roti tawar. Adonan roti manis hanya tinggal melakukan proofing kedua, dibentuk dan diisi trus dipanggang deh.

Resep yang saya pakai adalah dari NCC semua, resep roti manis udah beberapa kali saya posting di blog, untuk roti tawar belum sempat diposting tapi bisa dilihat di website NCC.

Proses pencampuran bahan dan dilanjutkan diuleni sampai kalis elastis


Ada video singkat ketika proses mengulen adonan roti ini *tengkyu berat untuk mbak dokter Henny yang sudah merekamnya*.



Alhamdulillah pesertanya cukup antusias, beberapa ada yang ikut bantuin bentuk dan ngisi roti manisnya, meski si roti manis agak gosong pantat-nya karena disambi-sambi makan siang dan nyomotin potluck, tapi tetep laris manis dan ludes rotinya, he..he..he..




Roti manis dari awal dibentuk sampai matang (gosong pantatnya, hihihi)


Nah, pas mau proses pemanggangan roti tawar sempat ada insiden kecil, oven listrik punya mbak Neva setelah selesai kita pakai manggang roti manis kan timer-nya balik ke nol, berhubung saya ga ngerti per-otrik-an, jadi santai aja masukin si loyang roti tawar...eh ada salah satu peserta kopdar (mbak Rina kalau ga salah namanya) ngingetin kalau ovennya kok ga panas sama sekali, ealah ternyata belum diputar timer-nya, wkwkwk. Akhirnya itu roti tawar karena udah sore, dan peserta udah pada pulang, dibawa pulang sama mbak Neva dilanjutkan ngoven di rumah, he..he..he..


Ini nih roti tawar setengah matang, udah cantik sebenernya permukaan atasnya, tapi yang dalam masih belum matang.


Selesai kopdar, ga pulang dengan tangan kosong karena masih banyak sisa potluck enak-enak yang dibawa sama ibu-ibu peserta kopdar, suka semuanya...ada siomay, poffertjes, cheese stick, burger tempe (ini ga kebagian, huhuhu), coklat cookies, bolu gulung, kroket, sosis solo, pudding...nyam nyam deh.3



Bagi ibu-ibu yang tinggal di Surabaya, Gresik, Sidoarjo dan sekitarnya yuk bergabung di grup FB: Homemade Healthy Baby Food, dan ikut kopdar kita, banyak sharing resep homemade food untuk anak dan keluarga menanti. Salam sehat penuh cinta! :)

Yeay dapat piala dari bu ketua panitia mbak Neva...eh plakat ding:p

Monday, August 11, 2014

Reuni Keluarga Besar Darmowidjojo

Sebenarnya lagi malas ngeblog, tapi pengin narsis juga foto-foto keluarga pas lebaran kemarin. Ceritanya ada kumpul keluarga besar dari pihak Papa saya, karena baru perdana, Papa menawarkan agar acara diadakan di rumah Papa, kebetulan juga beliau yang tertua yang masih sehat. Untuk tahun-tahun berikutnya penginnya acara ini rutin diadakan, jadi akhirnya kami sepakat untuk mengadakan pertemuan keluarga besar Darmowidjojo setiap 2 tahun sekali.

Alhamdulillah mas Yoszy dan mas Doni bisa pulang juga. Senang bisa berkumpul dengan Paklik, bulik, saudara sepupu plus para anak-anaknya yang jarang ketemu, harus sering silaturahmi keliling rumah sodara nih, karena ketahuan banget kalau saya ga gaul -_-

Semua foto dibawah ini koleksi dari dik Yunan, fotografer yahud dari Malang sekaligus owner Alaric Studio. Terimakasih ya, hasilnya bening-bening, he..he..he..

Pembacaan susunan acara oleh MC alias dik Oon

MC-nya bingung nih, hehehe

Anak cucu papa tanpa dik Thia (lagi bobok manis)

Narsis dikit
Papa (paling kanan) bersama adik-adik beliau, berurutan sebelah papa: bulik Yayuk, bulik Nanik, paklik Joko, bulik Lilik, paklik Bagus

Foto bersama...karena ada beberapa kamera jadi ada yang ga fokus :)

Masih dalam bulan Syawal...saya dan keluarga mengucapkan selamat Idul Fitri 1435 H, Taqaballahu minna wa minkum. Semoga Allah swt mempertemukan kita lagi dengan ramadhan yang akan datang, aamiin.

Tuesday, July 22, 2014

Nostalgia Ke Bandung Part 2 (Day 3 - 4, Kebun Binatang Bandung, ITB)

Hari ketiga itinerary kita adalah kebun binatang Bandung...bagi teman-teman saya sendiri yang asli Bandung malah jarang yang ngajak anak-anaknya ke kebun binatang. Tapi krucils lagi pengin lihat binatang, dan terakhir ke KBS (kebun binatang Surabaya) sudah banyak binatangnya yang mati, jadi kita pengin membandingkan dengan koleksi Bandung.

Berangkat pagi-pagi, naik angkot Kelapa-Dago lanjut angkot Cicaheum-Ledeng dari perempatan Sulanjana, nyampe kebun binatang masih sepi dan udara masih segar. Tiket masuknya Rp. 15.000 untuk usia 3 tahun keatas. Koleksi binatangnya menurut saya berkurang dibandingkan ketika 4 tahun yang lalu kami berkunjung kesini juga. Trus kebersihannya juga menurun, alhamdulillah selama di kebun binatang krucils ga ada yang kebelet pipis jadi ibunya agak lega.

Mejeng di depan kandang belibis
Di depan kandang burung..err...lupa namanya!

Keinginan kakak untuk naik unta dan gajah akhirnya kesampaian juga, meski kata dia si unta dan si gajah baunya ga enak, tetep aja hepi banget, apalagi si adik yang baru pertama kali.

The camel yang ngileran

Hari itu ibu sebenarnya ada kopdar dengan ibu-ibu grup whatsapp di masjid Salman ITB, tapi karena masih pagi sedangkan kopdarnya siang *yang rencana awalnya jam 13.00-an molor jadi jam 15.00* akhirnya kita jalan-jalan sebentar ke kampus ITB. Untungnya anak kuliahan banyak yang libur, jadi kampus relatif sepi...kita ga malu foto-foto bentar sambil menyusuri kenangan di kampus *tsaah...kenangan suram masa-masa UAS*

Ini si adik bikin kita yang awalnya pose manis jadi buyar gara-gara doi kabur duluan :D
Narsis di tengah jalan menuju gerbang depan kampus :p

Kita sempat jajan di Tokema ITB dan istirahat bentar di salah satu sudut adem di kampus, karena kakak setengah bete diajak jalan kaki terus mulai dari kebun binatang lanjut ke kampus lewat pintu sebelah fakultas SBM trus lanjut lagi jalan ke gerbang depan kampus menuju masjid Salman.

Sampai masjid Salman, sebelum masuk ke area masjidnya jajan siomay dan lumpia basah * the most wanted food dari sebelum berangkat ke Bandung!* di mamang kaki lima yang mangkal depan masjid. Puas jajan masuk ke masjid ternyata ibu-ibu geulis belum ada yang datang, biar ga kelamaan nunggu kita jalan kaki lagi ke Lavie, salah satu baby shop di Bandung yang katanya lumayan miring harganya. Balik lagi ke Salman eh udah pada ngumpul ibu-ibunya.

Akhirnya ketemu juga sama ibu-ibu geulis ini, dari ki-ka: Usie, Ully (gendong Kanza), Elma (gendong Iffa), Ibu, Essa, yang didepan ki-ka: Jafar, Yazid, kak Afa

Seneng bisa ngobrol-ngobrol dengan ibu-ibu yang setiap hari "ketemu" di dunia maya akhirnya baru bisa ketemu di dunia nyata, padahal lumayan lama hampir 3 jam kita ngobrol bareng tapi kerasanya bentar. Semoga ke depannya bisa kopdar lagi ya, buibu gareulis!

Pulang dari Salman, krucils udah tepar berat, jadi semalaman ga kemana-mana di hotel aja. Jam 21.00 dapat kunjungan singkat dari tante Tantri yang datang bawa batagor enyaak, makasih ya tante Tantri dan om Faiz!

Hari selasa adalah hari terakhir kunjungan ke Bandung.  Jadwal keretanya masih jam 16.00 sore, tapi tante Ida yang baik bersedia anter kita ke stasiun siangnya, jadi pagi hari kita cuma beli oleh-oleh ke Kartika Sari Dago trus nunggu tante Ida sambil sekalian check out hotel. Sebelum check out ada tante Asrida datang bawa pesanan ciskek in jar dan klapertaart yang yummy banget made in Cupbitha. Selain itu, dapat bekal tambahan dari tante Ida dan tante Yosi, ada Batagor Yunus dan frozen food buanyak. Ahh bener-bener full deh bekal makanannya :p

Nyampe stasiun masih jam 14.00, si Ibu yang belum kesampaian ke pasar Baru akhirnya nekat sendirian jalan kaki ke pasar Baru dari stasiun krucils ditinggal sama ayahnya di Stasiun. Untung ya si Ibu ini ga kalap, jadi balik ke stasiun masih jam 15.30-an, mepet banget, hihihi...

Berakhirlah sudah nostalgia kami di Bandung, seneng banget benar-benar bisa merefresh pikiran *meskipun tabungan jadi terkuras, huhuhu* anak-anak juga hepi, alhamdulillah.





Monday, July 21, 2014

Nostalgia ke Bandung Part 1 (Day 1 - 2, De'Ranch Lembang)

Aduuh ini blog-nya benar-benar berdebu, terakhir posting awal bulan Juni, dan ini sudah akan memasuki bulan Agustus :) Padahal mau posting perpisahan kakak Afa dari TK-nya, tapi karena udah basi...delete aja dari draft, maaf ya kak, hihihi.

Nah sekarang mau posting yang belum terlalu basi, karena baru 3 minggu yang lalu kejadiannya. Alhamdulillah setelah hampir 4 tahun tidak pernah ke Bandung akhirnya ada rejeki untuk mengajak anak-anak jalan-jalan ke Bandung. Berangkat tangal 21 Juni dan pulang tanggal 24 Juni. Jalan-jalannya setengah ala backpacker, karena lebih banyak naik angkot dan jalan kaki menyusuri kota Bandung.

Ini pertama kalinya buat Thia ke Bandung dan yang kedua untuk Afa, sepanjang perjalanan si kakak sering pamer ke adiknya, " Kakak lho udah pernah ke Bandung, adik baru pertama kan?" dan sok-sok jadi guide, padahal pas dia ke Bandung juga jaman masih piyik umur 2 tahunan. Itinerary-nya *tsaah macam traveller blogger aja* ga banyak, cuma seputaran Dago dan Riau. Sempat ke de'Ranch Lembang juga, karena dapat pinjeman mobil dari salah satu tante bos yang baik *muach...muach...kecup dari jauh untuk tante Ida*.

Hari pertama nyampe Bandung langsung kopdar sama teman se-geng Ibu pas jaman kuliah, alhamdulillah bisa datang semua yang rumahnya di Bandung, ada tante Ida, tante Irma, tante Sandra dan tante Zahra, tante Maya yang lagi hamil juga bela-belain datang dari Karawang dan tante Yosi dari Cilegon juga datang...yang ga datang cuma tante Jejen (Jepang), tante Fiona (Medan) dan tante Wilza (Bogor). Padahal ya udah ngerumpi 2 jam lebih sambil makan baso dan mie yamin tapi tetep aja kerasa kurang karena udah lama banget ga ngumpul bareng dan kali ini bawa pasukan lengkap masing-masing.

The krucils, dari ki-ka: Nara, Abil, Thia, Afa, Niza

Lengkap dengan para krucils, dari ki-ka: tante Maya, Ibu, tante Zahra (pangku Niza), tante Ida, tante Irma, tante Sandra. Didepan, ki-ka: kak Afa, Abil, tante Yosi (pangku Nara)
Ki: tante Sandra, tante Zahra dan Niza, Ka: tante Irma, Ibu dan tante Maya

Hari kedua ke De'Ranch Lembang, kebetulan pas hari minggu dan anak-anak sekolah sudah libur, jadi berangkatnya jam 08.00 untuk menghindari macet di daerah Setiabudi sampai ke Lembangnya. Tiket masuknya Rp. 5.000 dan free susu segar, bisa juga ditukar dengan yoghurt tapi 2 tiket cuma dapat 1 cup yoghurt, untuk anak dengan tinggi < 85 cm free tiket masuk.

Gerbang masuk De'Ranch

Wahana permainan untuk anak diatas balita (dan bisa juga untuk orang dewasa) yang ada di dalam De'Ranch ini cukup variatif mulai dari trampolin, berkuda, balon air, bersepeda, memanah, flying fox, sedangkan untuk permainan anak-anak ada: trampolin,  memancing ikan, ayunan, perosotan dan jembatan gantung. Untuk setiap wahana permainan harus membayar Rp. 25.000 (permainan orang dewasa atau anak-anak diatas balita) atau Rp. 15.000 (permainan balita), kecuali untuk playgroundnya tidak dipungut biaya. Jadi tiket masuknya memang murah tapi kalau ingin mencoba setiap wahana lumayan merogoh kocek juga :D

Yeay berkuda...!
Ada apakah disana??

Ada juga hamparan rumput yang cukup luas dengan jajaran pohon cemara di belakangnya, di samping kiri-kanan jejeran pohon cemara terdapat kandang kuda, kita bisa melihat si kuda mondar-mandir, bahkan pas kita deketin kudanya juga menghampiri *agak deg-degan juga, takut tiba-tiba si kuda melompat keluar kandang :D*

Si kuda yang manis banget...dielus-elus diem aja
Yeay...finally punya foto berempat lagi!

Oiya, di De'Ranch ga boleh bawa makanan dari luar, tapi tenang aja di dalamnya banyak stan-stan penjual makanan dan minuman, mulai gorengan sebagai cemilan (tempe mendoan, tahu goreng, cireng, dll) sampai makanan berat dengan variasi menu.

Kita pulang dari De'Ranch jam 12.00-an, pas banget banyak pengunjung yang baru datang. Mumpung lewat Setiabudi, mampirlah sebentar ke FO yang tenar di Bandung yaitu Rumah Mode. Masya Allah itu FO penuh pisan dengan orang-orang yang berjubel belanja, karena krucils sudah capek dan ayah juga agak bete, jadi cuma lihat-lihat sebentar trus cabut keluar *dasar ga modal, udah susah parkir eh ga belanja, he..he..he..*

Nyampe hotel anak-anak udah tepar, tapi kita sempatin makan malam ke bebek Garang sekalian incip-incip menunya Belah Doeren yang masih satu lokasi sama bebek Garang. Kalau dari segi rasa sih masih lebih enak bebek H. Slamet baik bebek gorengnya maupun sambalnya, sebenarnya pengin nyobain bebek Ali yang belakang RS. Boromeus katanya lebih maknyus tapi malam-malam kesana malas juga kalau ngangkot. Pulang makan malam sambil bekal pancake duriannya Belah Doeren kita langsung istirahat untuk persiapan keliling kebun binatang Bandung esok harinya!!


Tuesday, June 17, 2014

Homemade Chicken Cordon Bleu

Dapat resep ini sudah lama sekali...dari mbak Ainur si master bikin segala rupa homemade food yang lezatos. Tapi baru bisa eksekusi hari ini karena bahan-bahannya pas lagi ada semua, eh kecuali garlic powder (=bawang putih bubuk) yang akhirnya saya ganti dengan bawang putih yang dicincang halus.

Gampang banget sebenarnya pas bikin, cuma yaa...banyak mangkuk bekas berbagai celupan yang harus dicuci, ini nih yang bikin males, hihihi.

Chicken Cordon Bleu
Resep asli: Ainur Parahita

Bahan:
2 buah dada fillet
2 lembar smoked beef
50 gr keju cheddar, potong memanjang jadi 2
50 gr keju mozarella, potong memanjang jadi 2
Garlic powder sesuai selera --> saya pakai 2 siung bawang putih yang dicincang halus
Lada dan garam sesuai selera

Bahan pelapis:
3-4 sdm tepung terigu
1 butir telur, kocok lepas
2 sdm susu uht, campur dengan kocokan telur
Tepung panir secukupnya

Cara membuat:
1. Belah melebar masing-masing dada fillet, pukul-pukul sedikit (dengan ulekan atau pemukul daging) sampai agak melebar
2. Letakkan/susun keju dan smoked beef dengan urutan: keju cheddar, smoked beef, keju mozarella. Lipat jadi dua, rapikan sambil ditekan-tekan lembut kedalam agar keju dan smoked beef tidak menonjol keluar.
3. Taburi garam, lada dan bawang putih cincang merata pada seluruh permukaan ayam.
4. Lumuri dengan tepung terigu sampai rata.
5. Celupkan kedalam campuran kocokan telur dan susu.
6. Gulingkan diatas tepung panir sambil agak ditekan-tekan agar tepung menempel.
7. Simpan didalam freezer selama 30 menit (bisa lebih dikit, tujuannya biar tepung benar-benar menempel).
8. Goreng dengan api kecil sampai kecoklatan. Sajikan selagi hangat karena masih terasa lelehan mozarellanya, yummyy...

Tadi pagi cuma satu yang digoreng, satunya masih disimpan di freezer. Harusnya sih "teman"nya french fries dan wortel plus buncis rebus tapi tadi pagi untuk sarapan anak-anak ditemani sayur bayam dan perkedel jagung :-D